Sepakbola adalah salah satu olahraga yang digandrungi oleh banyak anak-anak di dunia. Maka dari itu tak heran bahwa banyak sekali soccer school yang menginisiasi latihan-latihan intens bagi anak-anak yang ingin menekuni impiannya menjadi pemain profesional.
Dalam pengembangan dan menu latihan untuk anak, patutnya dibuat secara spesifik dan terarah sesuai dengan tujuan dan fase latihan yang sesuai usianya. Karena dengan materi yang sesuai dengan fasenya maka latihan akan semakin efektif dan mudah dipahami anak.
Berikut fase-fase latihan Sepakbola untuk anak-anak :
FASE I: Di bawah 8 tahun
Penting sekali jumlah sentuhan sebanyaknya pada bola untuk tiap-tiap pemain. Lapangan-lapangan yang kecil,melatih individual skill supaya meningkat keterampilannya tetapi dengan sedikit arahan, meskipun ada kendala tetapi harus selalu menciptakan suasana gembira pada pemain sehingga mereka menikmati permainan sepakbola. Organisasi dan persiapan latihan dan pertandingan dilakukan di lingkungan, koordinasi fisiknya baru dimulai.
FASE II: 8-10 tahun (fase pertama dari golden age)
Mengidolakan pahlawan, haus akan skill yang imaginatif, sifat advonturir yang memang menjadi tipe mental kelompok usia ini dan selalu ingin meniru dan mengikuti tim yang sukses.
Sekolah adalah titik sentral dimana seorang anak yang sedang tumbuh menghabiskan sebagian waktunya. Sekolah Sepakbola dan masuk perkumpulan / klub Sepakbola kemudian belajar bertanding sepakbola secara psikologis memberi motivasi kepada para pemain.
Pada kelompok usia ini, anak sudah mempunyai mental dan koordinasi fisik baik, pemain-pemain sudah secara psikologi dapat menerima pendapat dan dapat menguasai teknik dengan mudah dan meniru idola mereka sehingga meningkatkan kemampuan mereka meskipun mempunyai waktu belajar yang sedikit.
FASE III: 10-12 tahun (fase kedua dari masa belajar golden age)
Pemain muda yang berbakatpada kelompok usia ini, membutuhkan suatu klub Sepakbola untuk menjadi anggota atau suatu diklat untuk meningkatkan skill individunya dan memperkenalkan padanya suatu sepakbola yang kompetitif.
Pada usia antara 6-12, skill sepakbola yang benar dipelajari sambil bermain sepakbola/bertanding/game dibarengi dengan program dan metode serta rencana pendidikan yang bertanggungjawab.
Jadi dibentuk latihan yang disederhanakan dan festival /kompetisi dijalankan sebagai alat untuk mengembangkan skill teknik dan pengertian dasar teknik.
Bola harus jadi titik sentral dari aktivitas dengan banyak variasi dan kegembiraan.
Sasarnnya adalah untuk memperlihatkan kepada anak-anak ini. Banyaknya perubahan-perubahan situasi pertandingan yang terus menerus yang mereka harus mengerti dan menguasai dengan cara diberikan demonstrasi dan diberitahu mengapa mereka harus berbuat demikian.
Pelatih yang telah berpengalaman melatih harus mampu melatih anak-anaknya secra metodik dan efektif tanpa menghilangkan antusiasme anak-anak tersebut.
Prioritas harus diberikanb kepada usaha-usaha yang langsung mendidik anak-anak danmerangsang skill dan kepribadian anak-anak tiap hari.
FASE IV: 12-14 tahun
Sekarang timbul perbedaan dalam proses perkembangan mental. Anak-anak mulai beranjak remaja dan berada pada macam-macamtingkat puber. Mereka mulai mempunyai perasaan memiliki, perasaan telah menghasilkan dan telah menyelesaikan sesuatu.
Pada tingkat awal pengembangan kebebasannya/kedewasaannya ia telah menjadi kritis terhadap dirinya sendiri dan anak-anak yang tumbuh dewasa muali peka terhadap pujian, STATUS DAN PENGAKUAN. Anak remaja tadi mulai memilih idolanya dan mulai meniru semua karakter positif maupun negative.
Dengan metode latihan yang baik, yaitu menarik dan penuh tantangan, anak remaja tadi dapat mengatasi perubahan fisik akibat puber tadi dengan pengembangan situasi yang kritis.
Pemain remaja tadi belajar untuk menmpatkan kepentingan tim diatas kepentingannya.latihan dengan bermain small side games 1 v 1 sampai dengan sangat efektif untukmengembangkan permainan tim dan pengertian (game understanding) dan pergerakan umum yang digunakan nanti pada pemain 11 v 11 (pada sepakbola) atau 5 v 5 (Futsal) dan dilaksanakan atas dasar pengawasan tertentu oleh pelatih sehingga mempersiapkan anak untuk bermain pertandingan yang lebih besar.